BELU, Tribungardaikn.com–Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tak tergantikan dalam kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan. Di Kabupaten Belu, kebutuhan ini lama menjadi persoalan yang menghambat kualitas hidup warga, khususnya di daerah pedesaan. Namun, kini secercah harapan muncul seiring dijalankannya program prioritas Bupati Belu, Wilybrodus Lay, bersama Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves, untuk menghadirkan akses air bersih.
Salah satu titik yang sudah mulai merasakan dampak awal program ini adalah Kecamatan Raimanuk, tepatnya di Desa Mandeu Raimanus. Di wilayah ini, pemerintah daerah tengah berupaya menarik sumber air dari kawasan hutan untuk dialirkan ke pemukiman warga. Upaya itu diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang selama ini masih mengandalkan sumur tradisional atau menampung air hujan yang kualitasnya kerap tidak memadai.
Tokoh masyarakat setempat, Kristoforus Rin Duka, atau akrab disapa Isto Besin, menegaskan bahwa proyek tersebut sudah mulai dieksekusi. Ia menjelaskan, tim lapangan saat ini sedang mengerjakan instalasi penyaluran dari hutan menuju desa.
“Saat ini kita lagi fokus untuk tarik air ini dari hutan Mandeu Raimanus untuk kebutuhan masyarakat desa Mandeu Raimanus, dan sesuai program bapak Bupati Belu saat ini sudah mulai pelan-pelan kita eksekusi,” ujarnya ketika ditemui wartawan Tribun Garda IKN, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, proyek air bersih ini bukan hanya memenuhi kebutuhan harian warga, tetapi juga menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat secara luas. Dengan adanya akses lebih mudah, beban warga untuk memperoleh air bersih bisa berkurang signifikan.
Isto menilai, masyarakat Kecamatan Raimanuk layak memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah. Sebab, apa yang selama ini dirasakan sebagai persoalan menahun akhirnya mendapat perhatian khusus dari Bupati dan Wakil Bupati.
“Kita dari Kecamatan Raimanuk patut memberikan apresiasi kepada Bupati Belu Wilybrodus-Vicente atas program air bersih yang salah satu targetnya adalah di wilayah kami,” katanya.
Menurutnya, program ini sekaligus membuktikan bahwa pembangunan tidak hanya terfokus pada jalan, gedung, atau fasilitas publik lain, melainkan juga pada hal-hal mendasar yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Air bersih di Desa Mandeu Raimanus bukan sekadar soal kenyamanan, melainkan juga kebutuhan mendasar yang berhubungan dengan kesehatan dan produktivitas masyarakat. Selama bertahun-tahun, warga harus berjuang dengan keterbatasan sumber air. Ada yang rela berjalan jauh menuju sumber mata air, ada pula yang harus merogoh kocek untuk membeli air dalam jerigen.
Situasi tersebut sering kali menimbulkan beban ganda, terutama bagi keluarga yang kondisi ekonominya terbatas. Dengan hadirnya program air bersih, mereka memiliki harapan baru. Tidak hanya untuk mengurangi kesulitan sehari-hari, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup, baik dari sisi kesehatan maupun kesejahteraan.
Isto Besin menekankan bahwa kehadiran program ini menjadi bukti nyata perhatian pemerintah terhadap warganya.
“Bagi kami, air bersih adalah kebutuhan utama. Dengan adanya program ini, masyarakat tidak perlu lagi khawatir soal ketersediaan air,” ungkapnya.
Meski program sudah berjalan, masyarakat masih menaruh harapan besar agar pengerjaan ini benar-benar berlanjut hingga tuntas. Mereka tidak ingin proyek berhenti di tengah jalan hanya karena faktor teknis atau persoalan anggaran.
Selain itu, partisipasi masyarakat dalam menjaga infrastruktur air bersih juga dianggap penting. Tanpa keterlibatan warga, sarana yang dibangun berisiko rusak atau tidak berfungsi optimal. Kesadaran kolektif dalam menjaga pipa, bak penampungan, maupun saluran distribusi akan sangat menentukan keberlangsungan manfaat program.
Isto menegaskan, masyarakat Raimanuk siap bergandengan tangan dengan pemerintah.
“Kita punya tanggung jawab bersama untuk menjaga. Air ini kan kebutuhan kita sendiri, jadi harus kita rawat agar manfaatnya dirasakan lama,” ucapnya.
