KUTAI BARAT, tribungardaikn.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Barat terus memperkuat komitmennya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebagai bagian dari upaya menghadapi dampak perubahan iklim. Melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang), pemerintah daerah menggelar forum Strategi Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Penurunan Intensitas Emisi Gas Rumah Kaca di Kantor Bappedalitbang, Sendawar, Kamis (28/8/2025).
Wakil Bupati Kutai Barat, Nanang Adriani, menegaskan bahwa perubahan iklim merupakan isu serius yang harus ditangani dengan strategi bersama dan langkah konkret. Ia mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim kini dirasakan secara nyata, baik di tingkat global, nasional, maupun daerah.
“Perubahan iklim merupakan tantangan global yang memiliki dampak sangat luas. Mulai dari ketahanan lingkungan, kesehatan masyarakat, sampai keberlanjutan pembangunan nasional maupun daerah. Karena itu, kita tidak bisa hanya menunggu, melainkan harus bertindak dengan langkah-langkah terukur,” ujar Nanang.
Nanang menambahkan, pencapaian target penurunan emisi GRK di Kutai Barat akan terus dipantau dan dievaluasi setiap tahun. Evaluasi tersebut, kata dia, akan menjadi salah satu indikator kinerja utama pemerintah daerah.
“Kick off ini adalah momentum penting. Kita ingin menyamakan persepsi, menyatukan langkah, dan merumuskan strategi yang konkret serta terukur. Pemerintah daerah berkomitmen memastikan target penurunan emisi gas rumah kaca bukan hanya angka di atas kertas, tetapi benar-benar dijalankan dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Lebih jauh, Nanang juga mengajak semua pihak yang hadir untuk berperan aktif. Forum ini diikuti oleh perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), akademisi, serta mitra pembangunan daerah. Menurutnya, semua unsur perlu menyumbangkan gagasan agar strategi yang lahir dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.
“Saya mengajak semua peserta untuk berdiskusi terbuka, memberikan masukan konstruktif, serta berbagi ide-ide inovatif. Kolaborasi ini sangat penting untuk mendukung pembangunan daerah yang ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Kutai Barat, Yudianto Rihartono, menjelaskan tujuan utama dari pelaksanaan forum ini. Ia menyebut kegiatan tersebut bukan sekadar agenda rutin, melainkan instrumen untuk mengukur capaian sekaligus mengendalikan strategi penurunan emisi di daerah.
“Kegiatan ini bertujuan mengukur sejauh mana capaian penurunan emisi gas rumah kaca sekaligus mengendalikan strategi daerah secara berkala. Artinya, apa yang sudah dilakukan tidak hanya dilaporkan, tetapi juga dievaluasi untuk perbaikan langkah ke depan,” jelas Yudianto.
Menurutnya, forum ini juga diharapkan dapat melahirkan bentuk kolaborasi yang nyata antar-pemangku kepentingan. Dengan kerja bersama, ia optimistis target penurunan intensitas emisi gas rumah kaca di Kutai Barat bisa tercapai sesuai harapan.
“Kami berharap forum ini dapat melahirkan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, maupun masyarakat. Tanpa kerja bersama, target yang sudah ditetapkan tentu sulit dicapai,” ucapnya.
Yudianto menegaskan, Kutai Barat menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan perlindungan lingkungan.
Karena itu, strategi yang disusun harus realistis, berbasis data, sekaligus selaras dengan kebijakan nasional.
“Harapan kita, langkah-langkah yang dirumuskan hari ini mampu menjawab tantangan ke depan. Daerah kita harus berkontribusi pada agenda nasional pengendalian emisi, namun tetap menjaga pembangunan ekonomi lokal,” pungkasnya.