KMK Universitas Patompo, Rumah Persaudaraan dan Pengabdian Mahasiswa Katolik

MAKASSAR, TRIBUNGARDAIKN.COM– Jika kamu sudah mengenal gerbang kampus Universitas Patompo, otomatis kamu juga akan tahu tentang eksistensi Kerukunan Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Patompo. Perkumpulan ini mewadahi mahasiswa Katolik dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di kampus ini. KMK bukan sekadar organisasi, tetapi rumah kedua yang mengajarkan arti persaudaraan, solidaritas, dan pengabdian.

Sebentar lagi, KMK Universitas Patompo akan menggelar Penerimaan Anggota Baru (PAB). Momentum ini menjadi pintu masuk bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat dinamika organisasi, sahabat-sahabat baru, sekaligus menguatkan identitas diri di tengah keberagaman kampus. Ketua Umum KMK, Cian Salmo, menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi mahasiswa Katolik untuk ragu bergabung.

“Jika kamu sudah mengenal gerbang kampus Universitas Patompo otomatis kalian tahu yang namanya Kerukunan Mahasiswa Katolik Universitas Patompo, perkumpulan mahasiswa Katolik Universitas Patompo dari berbagai daerah. Sebentar lagi KMK akan menggelar PAB, jadi mahasiswa tak perlu ragu untuk bergabung. Kegiatan KMK tentunya banyak dan semuanya punya nilai manfaat,” ujar Cian Salmo, Rabu (24/9/2025).

KMK Universitas Patompo beranggotakan mahasiswa Katolik dari berbagai daerah, mulai dari Makassar, NTT, Maluku, Papua, Toraja dan Mamasa. Keanekaragaman ini justru menjadi kekuatan utama, karena setiap anggota membawa kekhasan budaya masing-masing, lalu diramu dalam semangat persaudaraan.

Menurut Cian Salmo, keberadaan KMK di kampus adalah ruang perjumpaan lintas budaya.

“Di sini kita belajar tidak hanya soal agama, tetapi juga soal menghargai perbedaan, melatih kepemimpinan, dan membangun solidaritas lintas daerah,” jelasnya.

Di tengah kehidupan kampus yang dinamis, KMK menjadi wadah aman bagi mahasiswa Katolik untuk mengekspresikan iman, memperdalam wawasan rohani, sekaligus mengasah keterampilan organisasi.

Sebagai organisasi, KMK aktif melaksanakan berbagai program. Ada pertemuan rutin doa bersama, diskusi iman dan kebangsaan, hingga latihan kepemimpinan. Tidak kalah penting, KMK juga menjadi motor penggerak kegiatan sosial dan budaya di lingkungan Universitas Patompo.

“Bergabung dengan KMK bukan hanya soal persekutuan doa. Ada banyak kegiatan seperti bakti sosial, seminar, diskusi isu-isu aktual, hingga kegiatan seni budaya. Semua itu memberi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang secara holistik,” terang Cian.

Kehadiran KMK di kampus kerap mendapat apresiasi dari pihak universitas, karena dinilai memperkaya dinamika organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa yang aktif di KMK biasanya tampil percaya diri, terampil berbicara di depan umum, dan memiliki kepedulian sosial tinggi.

Peran KMK tidak hanya terasa di dalam kampus, melainkan juga di tengah masyarakat. Setiap tahun, KMK Universitas Patompo rutin mengadakan bakti sosial di daerah-daerah sekitar Makassar.

“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa Katolik punya peran nyata di tengah masyarakat. Tidak sekadar belajar di ruang kelas, tetapi juga hadir membantu sesama. Misalnya, saat ada bencana, KMK sering terlibat dalam aksi penggalangan dana,” kata Cian.

Langkah ini membuat KMK semakin dikenal luas, tidak hanya oleh mahasiswa Universitas Patompo, tetapi juga oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian, mahasiswa yang bergabung mendapatkan pengalaman langsung soal bagaimana mempraktikkan ilmu dan nilai kemanusiaan.

Bagi mahasiswa baru, masa adaptasi sering kali penuh tantangan. Mereka datang dari daerah yang jauh, meninggalkan keluarga, dan harus berjuang menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. KMK hadir sebagai rumah kedua, tempat mereka menemukan keluarga baru.

“Banyak mahasiswa yang awalnya merasa asing di Makassar. Tetapi setelah bergabung dengan KMK, mereka merasa lebih nyaman karena menemukan teman-teman yang siap mendukung. Itulah salah satu fungsi KMK, menjadi keluarga yang mendampingi mahasiswa di perantauan,” ucap Cian.

Selain dukungan emosional, KMK juga menjadi tempat berbagi informasi akademik. Senior-senior biasanya membimbing junior dalam hal perkuliahan, berbagi tips mengatur waktu, hingga membantu mencari sumber belajar.

Penerimaan Anggota Baru (PAB) tahun ini menjadi agenda penting. PAB bukan sekadar kegiatan formal, melainkan momen pengenalan nilai, visi, dan misi KMK. Melalui PAB, mahasiswa baru akan diajak mengenal lebih dekat kehidupan organisasi, termasuk makna kebersamaan.

“PAB adalah pintu awal untuk masuk ke dalam keluarga besar KMK. Di situ akan ada sesi pengenalan, pembinaan rohani, pelatihan kepemimpinan, dan juga kegiatan rekreatif. Mahasiswa baru tidak hanya diajak serius, tetapi juga diajak bersenang-senang,” kata Cian.

Dengan konsep tersebut, PAB selalu menjadi acara yang ditunggu-tunggu. Mahasiswa baru merasa diterima dengan hangat, sekaligus mendapatkan motivasi untuk berkembang.

KMK Universitas Patompo juga dikenal sebagai tempat mengasah potensi diri. Banyak alumni KMK yang kemudian menempati posisi penting di organisasi kampus, bahkan di masyarakat. Hal ini tidak lepas dari tradisi kaderisasi yang kuat, di mana setiap anggota didorong untuk berani tampil sebagai pemimpin.

“KMK mengajarkan kita untuk berani bicara, mengorganisasi kegiatan, dan mengambil keputusan. Itu bekal penting untuk masa depan. Saya sendiri belajar banyak hal sejak bergabung di KMK, dan ingin terus melanjutkan tradisi itu,” ujar Cian menambahkan.

Menutup keterangannya, Cian kembali mengajak mahasiswa baru Universitas Patompo agar tidak melewatkan kesempatan bergabung dengan KMK.

“Jangan ragu. Bergabunglah dengan KMK, karena di sinilah kita belajar arti kebersamaan, iman, dan pengabdian. KMK bukan hanya organisasi, tetapi keluarga besar yang siap mendukung perjalanan kita di kampus dan di masyarakat,” tegasnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *