Semarak Pawai Obor di Melak, Kobarkan Semangat Kemerdekaan dalam Cahaya Persatuan

TRIBUN GARDA IKN.COM, SENDAWAR – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), berlangsung meriah dan penuh makna. Sorotan utama malam perayaan adalah pawai obor yang menggugah semangat kebangsaan, menyatukan ratusan warga dalam balutan cahaya dan kebersamaan.

Tradisi pawai obor ini telah menjadi agenda tahunan yang ditunggu-tunggu sebagai bagian dari rangkaian perayaan kemerdekaan. Tahun ini, antusiasme masyarakat sudah terlihat sejak sore hari. Warga dari berbagai kampung mulai berdatangan ke halaman Kantor Kecamatan Melak, titik awal keberangkatan pawai, sambil membawa obor bambu dengan sumbu yang telah dipersiapkan.

Bacaan Lainnya

Ketika matahari terbenam dan langit mulai gelap, nyala ratusan obor perlahan menerangi wajah-wajah penuh sukacita. Tepat pukul 18.30 WITA, pawai secara resmi dilepas. Para peserta kemudian menempuh rute yang telah ditentukan oleh panitia, dan berakhir di area parkir Pasar Olah Bebaya Melak.

Ahmad, tokoh masyarakat sekaligus panitia pelaksana, menyampaikan bahwa pawai tahun ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai kebersamaan dan semangat perjuangan.

“Kita ingin semua warga merasakan langsung semangat kemerdekaan. Obor ini bukan sekadar penerangan, melainkan simbol dari api perjuangan yang harus terus kita jaga,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Jumat malam (15/8/2025).

Menurut Ahmad, pawai obor memiliki makna historis yang dalam. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia diraih melalui perjuangan panjang dan penuh pengorbanan. Ia menekankan pentingnya mewariskan kesadaran ini kepada generasi muda.

“Anak-anak yang ikut membawa obor bisa merasakan sendiri suasana persatuan. Itu pengalaman yang akan mereka ingat sebagai bagian dari pembelajaran sejarah hidup,” tambahnya.

Persiapan pawai telah dilakukan sejak dua minggu sebelumnya. Panitia bekerja sama dengan pihak keamanan untuk memastikan rute aman dan nyaman. Beberapa ruas jalan ditutup sementara demi kelancaran acara, dan peserta diatur dalam barisan sesuai kelompok agar tetap tertib.

“Kita jaga agar semuanya tertib dan tidak saling mendahului. Tujuan kita satu: berjalan bersama dalam semangat yang sama,” terang Ahmad.

Di sepanjang rute, suasana semakin semarak dengan kehadiran warga yang tidak ikut dalam pawai namun ikut memeriahkan dari pinggir jalan. Mereka melambaikan tangan, menyalakan lampu hias, dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Euforia 17 Agustus benar-benar terasa di setiap sudut Melak malam itu.

Setibanya di lokasi akhir, peserta disambut hangat dengan musik tradisional Kutai Barat. Gemerlap cahaya obor berpadu dengan denting gamelan dan tabuhan gendang, menciptakan atmosfer yang penuh kehangatan. Banyak peserta memanfaatkan momen ini untuk berfoto bersama keluarga dan teman, menjadikan pawai ini tak sekadar seremonial, tetapi juga ajang mempererat tali silaturahmi.

“Kita jarang berkumpul dalam suasana seperti ini. Pawai obor mempertemukan semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua, dalam satu langkah bersama,” ujar Ahmad.

Selain membawa nilai kebersamaan, pawai ini juga berdampak positif secara ekonomi. Pedagang makanan, minuman, hingga pernak-pernik merah-putih meraup keuntungan dari keramaian yang tercipta.

“Banyak warga memanfaatkan momen ini untuk berjualan, dan itu tentu membantu ekonomi masyarakat kecil,” katanya.

Meski pawai hanya berlangsung sekitar dua jam dan berakhir pukul 20.30 WITA, semangat yang dibawa oleh obor-obor tersebut jauh melampaui durasinya. Ahmad berharap tradisi ini terus dilestarikan dan dikembangkan di masa depan.

“Api di obor mungkin padam, tapi semangat yang tumbuh di hati warga harus tetap menyala. Ke depan, kita ingin acara ini bisa dikemas lebih besar, melibatkan kesenian daerah dan menjadi daya tarik wisata lokal Kutai Barat,” tutupnya.

Malam itu, Melak kembali membuktikan bahwa merayakan kemerdekaan bukan sekadar upacara formal, melainkan momen untuk menghidupkan semangat perjuangan, merajut persatuan, dan menyalakan kembali cinta tanah air di setiap hati yang hadir.

Penulis: Johansyah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *