Nusantara Kaltim, Tribun Garda IKN.com – Sejarah baru tercipta di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan dimulainya pembangunan Gereja Basilika Santo Fransiskus Xaverius, rumah ibadah Katolik pertama berstatus basilika di Indonesia. Momentum sakral ini ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama yang berlangsung khidmat pada Jumat petang, disertai misa pemberkatan yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF.
Ibadah pemberkatan turut dihadiri perwakilan Otorita IKN, Kementerian PUPR, Kanwil Kementerian Agama Kalimantan Timur, serta umat Katolik dari Paroki Santa Maria dari Fatima, Penajam Paser Utara (PPU). Peristiwa ini bukan sekadar seremoni awal pembangunan, melainkan tonggak penting yang menandai lahirnya rumah ibadah monumental di jantung ibu kota masa depan Indonesia.
Dalam homilinya, Mgr. Yustinus menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada pemerintah atas dukungan nyata terhadap kehidupan beragama di tanah air. Ia menekankan bahwa pembangunan basilika ini tidak hanya bermakna fisik, tetapi juga spiritual sebagai wujud kehadiran negara dalam merawat nilai-nilai iman dan toleransi.
“Kami mewakili Konferensi Waligereja Indonesia dan seluruh umat Katolik di Nusantara menyampaikan penghargaan kepada pemerintah pusat dan DPR RI yang telah memberi perhatian besar kepada kehidupan beragama melalui pembangunan basilika ini,” ujarnya.’
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Mgr. Yustinus berharap basilika ini menjadi pusat ziarah dan inspirasi spiritual bagi umat Katolik dari seluruh dunia. Ia menegaskan pentingnya menjadikan gereja ini sebagai simbol kerukunan antarumat beragama, sekaligus pengingat bahwa pembangunan nasional juga mencakup aspek batiniah dan moral bangsa.
“Doa dan komitmen iman adalah kontribusi tak terlihat yang menopang pembangunan negara,” tambahnya.
Mgr. Yustinus juga mengenang kekaguman almarhum Paus Fransiskus terhadap Indonesia yang dikenal dunia karena semangat toleransi dan keberagamannya.
“Indonesia adalah anugerah: negeri dengan ribuan suku, agama, dan budaya, namun hidup rukun. Itu yang membuat dunia terinspirasi. Kehadiran basilika ini menjadi manifestasi semangat tersebut,” katanya.
Sementara itu, perwakilan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Didik Wahyudi, memaparkan bahwa gereja basilika ini akan dibangun di atas lahan seluas 2,02 hektare, dengan anggaran sebesar Rp651 miliar. Kompleks ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti Wisma Uskup, taman doa, gua Maria, menara lonceng, serta jalur jalan salib, dan mampu menampung hingga 1.600 jemaat.
“Dirancang sesuai prinsip bangunan hijau dan kota cerdas, basilika ini akan menjadi pusat aktivitas rohani, sosial, dan budaya,” jelas Didik.
Pembangunan gereja ini juga menjadi bagian dari ekosistem toleransi di IKN, yang dirancang berdampingan dengan Masjid Negara dan rumah ibadah lainnya. Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan OIKN, Thomas Umbu, menyebut peristiwa ini sebagai bagian dari visi besar menjadikan IKN bukan sekadar pusat administrasi negara, tetapi juga pusat peradaban yang menjunjung tinggi nilai spiritual dan sosial.
“Basilika ini adalah bukti nyata bahwa negara hadir bagi semua umat beragama. Pembangunan IKN adalah narasi kebangsaan yang merangkul toleransi dan hidup berdampingan,” tandasnya.
Dari Kementerian Agama, Bidicoff Lamsinar Nainggolan selaku Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Kaltim, menambahkan bahwa kehadiran gereja ini menjadi kebanggaan bagi umat Katolik Kalimantan Timur, khususnya Keuskupan Agung Samarinda.
“Mari kita doakan agar gereja ini bukan hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga destinasi ziarah dunia yang memperlihatkan wajah Indonesia yang toleran dan damai,” ujarnya penuh harap.
Gereja Basilika Santo Fransiskus Xaverius ditargetkan rampung pada akhir Desember 2025. Kehadirannya akan memperkuat posisi IKN tidak hanya sebagai pusat pemerintahan yang modern dan berkelanjutan, tetapi juga sebagai mercusuar spiritual yang memancarkan pesan persatuan, perdamaian, dan toleransi ke seluruh dunia.
Penulis: Johansyah