Penajam Paser Utara. TribungardaIKN.com – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sejak Rabu dini hari (14/5/2025), menyebabkan banjir merendam enam desa di kawasan tersebut. Bencana ini terjadi tak jauh dari wilayah pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Tinggi genangan air dilaporkan bervariasi, mulai dari 15 cm hingga mencapai 120 cm di beberapa titik. Desa Tengin Baru menjadi salah satu lokasi terdampak paling parah, dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter.
Air Naik Sejak Subuh, Warga Terpaksa Mengungsi
Salah satu warga RT 15 Desa Tengin Baru Kecamatan Sepaku, Darmi, mengatakan air mulai memasuki permukiman dan lahan pertanian warga sekitar pukul 04.00 WITA. Menurutnya, banjir dengan skala sebesar ini jarang terjadi.
Baca juga:
“Air tiba-tiba naik cepat sekali, kami terpaksa mengungsi karena rumah dan sawah sudah terendam semua. Ini banjir besar yang jarang sekali terjadi di sini,” ujarnya kepada wartawan.
Kepala Desa Tengin Baru Kecamatan Sepaku, Junaidin, menyebut ada 35 jiwa dari 13 kepala keluarga yang harus dievakuasi ke tempat aman akibat banjir yang masih cukup tinggi hingga siang hari.
“Kami langsung berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan tim gabungan untuk penanganan,” kata Junaidin.
Aparat Turun Tangan, Perahu Karet Dikerahkan
Camat Sepaku, Gamaliel Abimanyu, menyatakan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi dengan berbagai unsur, termasuk TNI-Polri, BPBD, Otorita IKN, dan relawan guna mempercepat proses evakuasi dan pendirian posko pengungsian.
“Kami fokus pada keselamatan warga. Saat ini beberapa posko pengungsian sudah disiapkan dan tim gabungan terus menyisir wilayah yang masih tergenang,” terang Gamaliel.
Kapolsek Sepaku, IPTU Syarifuddin, turun langsung ke lokasi banjir dan ikut mengevakuasi warga, bahkan tampak menggendong seorang anak kecil yang terjebak banjir.
Baca juga :
“Kami imbau warga yang terdampak agar tidak memaksakan diri bertahan di rumah jika kondisi air belum surut. Keselamatan adalah yang utama,” tegas IPTU Syarifuddin.
Tim gabungan harus menggunakan perahu karet untuk menjangkau wilayah terdampak yang sulit diakses. Sejumlah titik pengungsian sementara juga telah didirikan untuk menampung korban banjir.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun kerugian material terutama di sektor pertanian dan permukiman diperkirakan cukup besar. Pemerintah daerah mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat curah hujan masih tinggi di wilayah tersebut.
Penulis: Johansyah.